Selalu ada puisi untukmu
antara hasrat dan katakata yang dibasahi gelembung cinta
yang melahirkan gerimis di bumi jiwa kita
semua kata yang tujuannya menggambarkan hatimu
selempang pelangi di cakrawala.
antara hasrat dan katakata yang dibasahi gelembung cinta
yang melahirkan gerimis di bumi jiwa kita
semua kata yang tujuannya menggambarkan hatimu
selempang pelangi di cakrawala.
Senyum yang menjadi rahasia bibirmu
kuperam dalam jantungku. Tumbuh satu per satu
menggetarkan sunyi, bermekaran di antara jemari
sebagian terperangkap ke dalam sajak
sebagian terlepas menjelma kepakkepak renjana.
kuperam dalam jantungku. Tumbuh satu per satu
menggetarkan sunyi, bermekaran di antara jemari
sebagian terperangkap ke dalam sajak
sebagian terlepas menjelma kepakkepak renjana.
Jangan risaukan katakata yang tak terucapkan
biarkan menggenang dalam kolam ingatan
atau angin menyingkap rinduku
yang tersembunyi di dedaunan dan melepaskannya padamu
dalam bentuk musim gugur yang indah.
biarkan menggenang dalam kolam ingatan
atau angin menyingkap rinduku
yang tersembunyi di dedaunan dan melepaskannya padamu
dalam bentuk musim gugur yang indah.
Bulan. Bias cahaya melukis malam jadi taman. Kubayangkan kau di sini, di pangkuan. Memetik angin mendawaikan lagu, seirama detak jantung memperjelas rindu. Tiada yang lebih indah dari pemandangan, ketika tatap matamu bersinar di pangkuan. Mungkin kautitipkan kerling matamu pada embun. Kukecup keningmu pada setangkai kuntum.
Jarak. Aku mencintaimu, maka rindu menjadi pertemuan paling indah ketika kamu tak di sisiku. Suaramu musik yang membebaskan aku dari sepi. Gemuruh. Aku dengar ombak di kejauhan, bagai ritmis jantung berdebar memecah sunyi. Memenuhi teluk hatiku dengan gemuruh laut yang tak pernah henti. Sebab hanya rindu mampu menyempurnakan percakapan kita, yang kadang tak bisa diakhiri dengan ciuman.
Malam lebih panjang. Memikirkan kamu seorang. Di balik cerahnya bintang, kaukah mengarahkan kompas hatiku. Untuk kutemukan doamu yang kautitipkan pada langit jauh. Jejakjejakmu menandai setiap kenangan, menciptakan bayangan yang memenuhi lensa mata. Sungguh, aku rindu padamu.
Awan tipis tersapu angin, seakan handuk terlepas
meninggalkan gemas pada tubuhmu, kurasakan udara
yang ditinggalkan hujan. Mentari di celah jendela
kaukah yang membawanya. Deras sinarnya
seperti darah menghanyutkan degup rindu
di serambi jantungku.
meninggalkan gemas pada tubuhmu, kurasakan udara
yang ditinggalkan hujan. Mentari di celah jendela
kaukah yang membawanya. Deras sinarnya
seperti darah menghanyutkan degup rindu
di serambi jantungku.
Senampan senja kausuguhkan, lentik jemarimu indah
tatap matamu tak sanggup kugubah, jejakmu sumringah
dalam hangat yang terperangkap racikan daunan teh
seputik melati menepi di pinggir cangkir
menyengatkan wangi di bibir. Dan senyummu
kuseruput tanpa akhir.
tatap matamu tak sanggup kugubah, jejakmu sumringah
dalam hangat yang terperangkap racikan daunan teh
seputik melati menepi di pinggir cangkir
menyengatkan wangi di bibir. Dan senyummu
kuseruput tanpa akhir.
Cinta bergetar di tengah Oktober
lengkung alismatamu memayungi senja hujan
aku menghangatkan diri di matamu
pada sinarmatamu anggun, pada sunyi yang unggun
pada sketsa hatimu yang mengambang
di secangkir senja yang rembang.
lengkung alismatamu memayungi senja hujan
aku menghangatkan diri di matamu
pada sinarmatamu anggun, pada sunyi yang unggun
pada sketsa hatimu yang mengambang
di secangkir senja yang rembang.
Akhirnya kita sampai ke sebuah samudera
yang menyatukan waktu kita.
Sebuah tamasya.
yang menyatukan waktu kita.
Sebuah tamasya.
Kupersembahkan bulan sebagai bahtera
mengarungi semesta, lautan cumbu dan canda.
Lautan sejenis candu. Lautan semanis madu.
mengarungi semesta, lautan cumbu dan canda.
Lautan sejenis candu. Lautan semanis madu.
Mendaki puncakpuncak gelombang
membelah kesunyian
gemuruh lautan menyisakan buihbuih di wajahmu.
membelah kesunyian
gemuruh lautan menyisakan buihbuih di wajahmu.
Kukecup wajahmu betapa manisnya kamu. Dan waktu pun
menjadi tempat paling indah menciptakan
album kenangan. Yang membangkitkan rindu.
menjadi tempat paling indah menciptakan
album kenangan. Yang membangkitkan rindu.
Selalu ingin kita ulangi lagi
tamasya itu. Dan bukankah kita memiliki bahtera sekaligus
lautannya?
tamasya itu. Dan bukankah kita memiliki bahtera sekaligus
lautannya?
Kutatap wajahmu, buihbuih
kenangan manis itu. Menetes seperti
madu.
kenangan manis itu. Menetes seperti
madu.
Aku sedang memandangmu
di bawah bulan setengah lingkaran
membaca selaksa kata di matamu
menafsirkan sirat cinta.
di bawah bulan setengah lingkaran
membaca selaksa kata di matamu
menafsirkan sirat cinta.
Maka ketika kau memandangku
aku tahu, kau bulan yang jatuh di wajahku
kau yang selalu di wajahku
menuliskan pendarpendar cahaya
aku tahu, kau bulan yang jatuh di wajahku
kau yang selalu di wajahku
menuliskan pendarpendar cahaya
petunjuk bagi langkahku
menelusuri jalan setapak di hatimu
langit yang selalu membukakan pintu
untuk pulang kepakkepak sayapku.
menelusuri jalan setapak di hatimu
langit yang selalu membukakan pintu
untuk pulang kepakkepak sayapku.
Di bawah bulan yang mengambang
di pematang alis matamu
ribuan kata tertutup embun dan kulihat wajahmu
merunduk menggenggam bulir rindu.
di pematang alis matamu
ribuan kata tertutup embun dan kulihat wajahmu
merunduk menggenggam bulir rindu.
Biarkan aku mengubahnya menjadi kata
ketika engkau menatap
biarkan airmatamu menjadi tinta, mengalir rebak
menjelma aksara yang meluap
mengubah kertas hidupku
menjadi telaga sajak.
ketika engkau menatap
biarkan airmatamu menjadi tinta, mengalir rebak
menjelma aksara yang meluap
mengubah kertas hidupku
menjadi telaga sajak.
Kaulihat ombak katakata yang bening
membuat nampak semua isi hatiku.
membuat nampak semua isi hatiku.
Rerumputan menyirat
jejakjejakmu jadi jalan setapak
Aku menuju hatimu dengan setangkai sajak
yang kupetik dari perjalanan berliku
bukankah selalu kutanam perdu
penawar rindu.
jejakjejakmu jadi jalan setapak
Aku menuju hatimu dengan setangkai sajak
yang kupetik dari perjalanan berliku
bukankah selalu kutanam perdu
penawar rindu.
Embun-embun menyukai telanjang tapak kakimu
ketika kau melintas jalan setapak
rerumputan menjaga jejakmu tetap basah
seperti butir airmata yang enggan jatuh dari bulumatamu
bagaimana pun aku memunguti jejak itu
menyimpannya dalam sebuah sajak
lalu kuikuti ke mana kata pergi mengembara.
ketika kau melintas jalan setapak
rerumputan menjaga jejakmu tetap basah
seperti butir airmata yang enggan jatuh dari bulumatamu
bagaimana pun aku memunguti jejak itu
menyimpannya dalam sebuah sajak
lalu kuikuti ke mana kata pergi mengembara.
Bukankah hatimu kampung halaman
dari seluruh sajakku
tempat aku mudik dengan segala perbekalan
cinta.
dari seluruh sajakku
tempat aku mudik dengan segala perbekalan
cinta.
Lalu di sebuah taman
langit mendekat bersahabat
menyuguhkan teh hangat dengan sedikit uap
perjalanan panjang pun serasa singkat
kita bersulang mengubah malam pekat
jadi upacara persembahan
rembulan perak
untukmu.
langit mendekat bersahabat
menyuguhkan teh hangat dengan sedikit uap
perjalanan panjang pun serasa singkat
kita bersulang mengubah malam pekat
jadi upacara persembahan
rembulan perak
untukmu.
Di padang ilalang
bulan ini kujerat dengan sajak
kuikat di pohon cempedak
agar kelam tak membawanya lenyap
ke dalam gelap.
bulan ini kujerat dengan sajak
kuikat di pohon cempedak
agar kelam tak membawanya lenyap
ke dalam gelap.
Terasa di wajahmu getar sumringah
arus darah mengalirkan hemoglobin cinta
percakapan apakah mengalir dalam terang rembulan
tatap teduhmu tak pernah tuntas aku tafsirkan.
arus darah mengalirkan hemoglobin cinta
percakapan apakah mengalir dalam terang rembulan
tatap teduhmu tak pernah tuntas aku tafsirkan.
Ada bara pada cinta yang gemuruh di jantungku. Sebongkah niat, segunung hasrat. Bibirku merangkum sejuta getaran dalam satu isyarat, ciuman dahsyat. Lihalah pendarpendar api di mataku—
Setiap rayu adalah aksara yang terbakar. Lava cinta meleleh dari mataku menuruni jurang yang membelah dadamu. Denyut nadi tak meredakan gejolak jantungku. Magma tak habishabisnya bergolak. Memuntahkan vulkanik rindu ke langit semesta. Bila debu rinduku menghalangi pandangmu, sematamata aku ingin memenuhi matamu dengan kata cinta.
Aku tak bisa berhenti menyemburkan cinta di tubuhmu, sejuta cium dan peluk, memenuhi lembahlembahmu, sungaisungai hatimu. Tak bisa berhenti hanyut, dalam denyut di nadimu. Aku meleleh dalam hidupmu. Menciptakan kawahkawah rindu yang baru.
Lihatlah gerimis berbaris di tipis senja
di taman itu, pendarpendar mentari menari
di atas daun-daun basah
aku hanyut pada parasmu yang basah.
di taman itu, pendarpendar mentari menari
di atas daun-daun basah
aku hanyut pada parasmu yang basah.
Tiada yang lebih indah dari pemandangan cinta
ketika bening tetes hujan menggenang di sudut merah bibirmu
senyum terkulum, bagai mataair dengan sekuntum padma
mengalir hening ke relung sukma.
ketika bening tetes hujan menggenang di sudut merah bibirmu
senyum terkulum, bagai mataair dengan sekuntum padma
mengalir hening ke relung sukma.
Ada seikat pelangi di balik airmatamu
cahayanya terurai
menjadi seribu puisi yang bercucuran di sudut matamu
melukiskan berjuta pixel warna cinta.
cahayanya terurai
menjadi seribu puisi yang bercucuran di sudut matamu
melukiskan berjuta pixel warna cinta.